Jalanan Korea masih ramai sore ini. Beberapa rumah dan apartemen mulai menyalakan lampu mereka. Diantara jajaran rumah didaerah Hannam itu terlihat Melody, perempuan tinggi, berambut hitam sepinggang, mata bulat, berkulit agak kecoklatan ini tengah melihat keluar jendela. Memegang sekotak jus jeruk sembari menunggu kedua orang tuanya datang. Walaupun ia yakin kedua orangtuanya pasti akan terlambat pulang karena pekerjaan mereka.
Sembari menunggu kedua orang tuanya pulang, Melody akhirnya beranjak pergi menuju dapur. Dengan apron berwarna biru dibadannya, ia mulai memasak makanan yang memang sudah ia rencanakan seminggu lalu. Tangan mungilnya mulai memotong-motong kimchi dan memasukannya kedalam mangkuk. Lalu dengan cekatan ia mengambil bok choy dan memotong-motongnya juga. Tidak lupa ia juga meracik berbagai macam bumbu untuk masakannya ini. Berkutat di dapur memang menyenangkan, Melody jadi teringat bahwa dulu ia mati-matian belajar memasak dari sang umma karena member grupnya dulu tidak ada yang bisa memasak. Ya, Melody dulunya adalah seorang member girlgroup.
Korea memang terkenal dengan industri hiburan dimana boygroup dan girlgroup mereka akhirnya menginvasi seluruh dunia. Semua orang berbondong-bondong ikut audisi untuk masuk kedalam agensi besar dan debut sebagai idol. Melody adalah salah satu yang beruntung mendapat keistimewaan yaitu melewatkan audisi dan langsung menjadi trainee selama dua tahun. Waktu yang bisa dibilang sebentar untuk seorang trainee, tapi dulu ummanya pernah bercerita bahwa temannya bahkan hanya trainee selama dua bulan dan langsung debut.
Tidak pernah terpikirkan oleh Melody bahwa ia akan mengikuti jejak sang appa untuk terjun keindustri ini. Berawal dari hobinya yang sering mengcover lagu milik sang appa dan diunggah di internet sejak ia berumur 15 tahun. Seseorang dari agensi melihat video itu dan tertarik pada kemampuan vokalnya. Akhirnya agensi tersebut menghubungi Melody dan mengajaknya langsung menjadi trainee. Sudah seringkali sang appa mencegahnya masuk kedalam lubang yang sama sepertinya. Ia tahu putrinya terlalu lembut dan baik untuk ikut dalam industri ini, bahkan seringkali member grupnya sendiri mengatakan bahwa Melody lebih mirip titisan putri kerajaan Joseon daripada anak seorang member boygroup. Kelemah lembutannya membuat sang appa dan para member berebut untuk melindunginya dari segala macam bahaya di industri ini. Namun Melody berhasil meyakinkan sang appa dan para samchon rusuhnya itu bahwa ia bisa menjaga dirinya di industri hiburan ini.
Masakan sudah matang ditandai dengan asap yang muncul dan membuyarkan lamunan Melody. Kimchi jjigae resep dari sang umma sudah tercium sedap baunya. Melody lalu memindahkan panci panas tersebut keatas meja makan. Lalu ia Kembali lagi ke dapur untuk membawa masakan-masakan lain. Sambil menunggu makanan pencuci mulut yang ada didalam oven, Melody membuka handphonenya dan berselancar di sns atau biasanya orang mengenalnya dengan social media. Saat sedang menjelajah explore instagram, matanya melihat postingan berita mengenai seorang member boygroup yang ketahuan memiliki hubungan istimewa dengan seorang non-seleb. Melody kemudian membaca kolom komentar dan seketika dadanya sesak melihat banyak sekali komentar kebencian atas hubungan mereka. Melody menaruh handphonenya dan seketika matanya memanas, seakan familiar dengan situasi ini…
'Umma… Appa…'
***
'Salah satu member boygroup terkenal dikabarkan tengah menjalin hubungan dengan seorang aktris teater. Seorang OP mengatakan bahwa ia melihat member boygroup ini mengantar sang aktris pulang setelah sebelumnya mereka bertemu di belakang panggung saat pementasan si aktris selesai'.
'Member boygroup X dan seorang aktris teater dari pementasan 'Mozart' Y dikabarkan berkencan di sebuah restauran di daerah Itaewon. Agensi dari keduanya hingga saat ini belum memberikan konfirmasi apapun'.
Itulah isi berita yang menyebar hampir dua hari ini. Semua orang mulai memberi pendapat, menebak-nebak siapa kedua orang itu dengan bukti-bukti yang ada, selain itu ada pula yang mendukung walaupun akhirnya harus terjadi debat jari diantara mereka. Ditengah kehebohan yang melanda dunia entertaimen Korea, seorang lelaki tinggi dengan rahang tegas, rambut hitam yang turun dengan keriting kecil diujungnya serta kulit kecoklatan tengah berjalan mondar-mandir di dorm milik grupnya sambil . Ia tak habis pikir bahwa hubungannya selama 5 tahun ini akan tercium juga. Rasanya, ia cukup pintar menyembunyikan hal ini bak seekor bunglon yang tengah menyamarkan diri agar tak diketahui pemangsa.
"Dongsaeng, bukankah ini berita bagus? Akhirnya penggemar akan paham bahwa kau ingin memiliki sebuah hubungan yang jelas dengan seorang perempuan" kata sang leader menenangkan kegelisahan hati membernya yang terpaut umur tiga tahun itu.
"Iya, untuk hal tersebut memang benar hyung. Tapi semua komentar diseluruh postingan berita sangat menggangguku. Bukannya aku tak suka mereka mengkhayalkan diriku sebagai pasangan hidup mereka. Tapi, ini sudah kelewat batas, aku bahkan tidak boleh mencari seorang gadis. Larangan dating itu membuatku gila!!" Sentak sang lelaki tinggi sambil meminum air dingin yang tadi dibawa maknae mereka.
"Aku juga ingin hidup normal. Berkencan, menikah, memiliki anak, membesarkan mereka, melihat mereka menikah, bermain dengan cucu-cucuku, dan menghabiskan masa tua dengan istriku kelak. Aku ingin melengkapi lingkaran kehidupan itu, dan aku yakin hyung dan member lain ingin seperti itu kan??" Tambah sang lelaki tinggi yang memegang posisi visual di grupnya itu. Ia yakin para member pasti mengiyakan perkataannya saat ini. Mereka masih normal, keinginan-keinginan itu pasti masih ada hingga detik ini didalam hati mereka.
Sang leader merangkul lelaki tinggi itu dan membawanya duduk di sofa panjang "Baiklah, aku tidak berbohong bahwa aku juga ingin seperti itu. Tapi kau tahu, setelah kita masuk kedalam industri ini maka semuanya tidak akan sesuai dengan rencana. Mungkin aku terlalu penakut untuk menerobos dinding penghalang ini. Padahal aku yakin bahwa aku sebenarnya mampu, namun..."
"Namun kau takut para penggemar akan menjauhimu?? Aku juga berpikiran seperti itu hyung. Tapi gadisku selalu bilang kepadaku bahwa jangan takut jika kau kehilangan mereka, karena masih akan ada orang-orang yang berdiri di belakangmu. Setelah itu aku tidak takut lagi" potong sang lelaki tinggi. Ia lalu memeluk leader yang sudah ia kenal selama 13 tahun ini, ingin menunjukkan bahwa ia juga manusia yang ingin dicintai oleh seseorang sepanjang hidupnya. Air mata mulai meluncur dikedua manik hitamnya, seakan lelah dan beban mencair dan bercampur dengannya. Sang leader hanya tersenyum getir sambil menenangkan membernya itu.
Suasana mendadak haru di dalam dorm sederhana itu, matahari seakan ingin menambah suasana dengan perlahan menenggelamkan diri. Burung-burung terbang melingkar dengan sayap terkembang dan sesekali mereka menukik kebawah. Memberikan atraksi yang cantik ditengah warna langit yang menjingga. Dilain tempat, sang aktris cantik berambut pirang bergelombang serta berkulit seputih susu tengah tersenyum dalam latihannya untuk drama musikal berjudul 'Werther'. Kekhawatirannya akan berita ini ternyata tidak dianggap negatif oleh agensinya. Malah mereka mencoba membantu sang aktris memberi klarifikasi bahwa ia memang memiliki hubungan istimewa dengan member boygroup itu dan berharap penggemar mendukung segala sesuatu yang sang aktris itu pilih.
Enam bulan setelahnya mereka dengan mantap memutuskan untuk menikah...ditengah badai hujatan dan guyuran sukacita penggemar...menyatukan cinta yang sama-sama kuat semenjak lima tahun lalu. Toh pondasi kuat, badai akan bisa teratasi kan???
***
Melody tersenyum kala manik hitamnya tertutup. Membayangkan suara-suara dari sang appa yang tegas namun lembut tengah menceritakan kisah tersebut kepadanya diiringi belaian lembut pada rambutnya oleh sang umma. Kisah yang akhirnya terceritakan akibat pertanyaan kecilnya kepada sang appa ketika ia akan didebutkan oleh agensinya...
'Kenapa ada peraturan bahwa aku tidak boleh berpacaran?? Apakah itu sebuah aib bersama ketika aku mendaratkan cinta kepada seseorang?? Kenapa manusia bisa menjadi pembunuh perasaan yang sangat kejam??'
Tidak hanya kepada sang appa, ia juga pernah melontarkan pertanyaan ini pada agensinya ketika akan debut. Namun jawaban dari agensi terkesan sekenanya dan ditutup dengan sebuah ancaman, seakan memang tidak ada dasar yang kuat pada peraturan tersebut. Karena ancamannya berpengaruh terhadap karir mereka, maka akhirnya ia pun berhenti menanyakan peraturan itu kepada agensi.
Suara 'ting' muncul memecah keheningan. Dengan sadar ia beranjak menuju oven yang tengah memanggang cookies coklat. Dikeluarkannya cookies dan ditaruhnya diatas meja dapur. Selanjutnya ia membuka kulkas dan mengeluarkan puding buah yang ia buat ketika lapar tengah malam menyerang tidurnya. Semua makanan penutup itu ia tata dan bawa ke meja makan. Pertanyaan-pertanyaan soal dating masih membayang dan mengganggu pikirannya, namun beruntung ia masih bisa mengendalikan diri sehingga tetap sadar dan tidak melakukan hal-hal bodoh. Seperti tadi, ia memasak dengan sesekali melamun lama tapi seluruh masakannya beres tanpa kesalahan apapun.
Ting tung...
Suara bel pintu depan berbunyi, Melody buru-buru ke kamarnya untuk mandi sebelum makan malam tiba. Keasikan di dapur membuatnya lupa bahwa wangi bumbu masakan menempel dengan badannya. Pintu depan kemudian terbuka dan terlihatlah sepasang suami istri tengah berjalan masuk sambil membuka masker dan sepatu lalu mereka mendudukkan diri di sofa panjang ruang tamu.
"Sepi sekali, kemana Melody??" Tanya sang appa sambil memijit keningnya. Gurat kelelahan terlihat di wajah keduanya. "
"Entah yeobo, mungkin ia sedang mandi. Bekerja didapur lumayan membuat lelah tahu" jawab sang umma sambil merenggangkan badannya.
"Darimana kau tahu ia dari tadi berada di dapur??"
"Hidungmu masih normal kan?? Coba cium aroma ini" sang umma berdiri dan pergi menuju ruang makan. Ia tersenyum, kemampuan memasak anaknya semakin hari semakin meningkat. Ia bersyukur kelak ketika Melody menikah nanti, suaminya akan selalu makan masakan lezat seperti masakan yang tengah ada diatas meja makan mereka.
"Semakin hari, semakin baik dia memasak. Aku jadi ingat ketika pertama mengunjungi dormnya dulu denganmu. Dia dan teman-temannya hanya bisa memasak nasi dan menggoreng telur, sisanya mereka pesan. Padahal aku tahu saat itu keuangan mereka sedang menipis bahkan tidak ada" kata sang appa sambil memeluk istrinya dari belakang.
"Itu karena mereka masih mengalami masa sulit sebelum debut. Kau juga dulu seperti itu kan? Bahkan leadermu dulu terpaksa mencuri uang milik grup lain untuk membelikan kalian makan"
"Ah iya, dia memang malaikat. Tidak sia-sia aku sering menitipkan Melody padanya sejak bayi. Kebaikannya menular banyak sekali" kata sang appa sambil melepas pelukannya.
"Hey, sebaiknya kita mandi juga. Melody pasti sekarang sudah selesai mandi" tambah sang appa. Mereka kemudian naik keatas menuju kamar mereka dilantai dua.
***
Keheningan menyelimuti keluarga kecil ini. Bunyi dentingan alat makan mengiringi makan malam mereka. Sudah lama hal ini tidak terjadi mengingat selama beberapa tahun belakangan Melody sibuk dengan single solo terakhirnya. Walaupun selama promosi ia lebih banyak menerima penolakan daripada dukungan, mengingat beberapa bulan setelah perilisan lagu sang appa dan umma muncul kembali di hadapan publik dan mengumumkan bahwa Melody adalah putri mereka yang selama ini dirahasiakan semenjak pernikahan mereka.
Menyembunyikan Melody agar tumbuh normal dengan mengorbankan karir yang susah payah dibangun, menghasilkan banyaknya komentar positif dan negatif diatara penggemar dan antis. Bahkan sang appa terpaksa keluar dari grup setelah hiatus lama akibat imbas dari kejadian ini. Sang umma untungnya masih tetap didunia teater walaupun sekarang jadwal tampilnya tidak lagi sebanyak dulu. Jika dulu ia bisa lima kali tampil, maka sekarang ia hanya bisa tampil dua kali itupun dengan penonton yang tidak sebanyak dulu.
"Appa, kenapa appa memilih hal seperti itu??" Tanya Melody tiba-tiba sambil tangannya memutar-mutar gorengan dalam saus tteoppoki tanpa dimakan. Sang appa menghentikan makannya dan menatap dalam sang putri satu-satunya.
"Memilih hal apa chagi??" Sang appa bertanya balik dengan lembut.
Melody mengambil nafas dan menghembuskannya perlahan "Menyembunyikanku. Merahasiakan siapa umma dan appaku pada semua orang. Hidup dalam ketakutan yang dilemparkan mata orang-orang padaku, terutama pada appa dan umma ketika kalian mengumumkan bahwa Melody, member dari girlgroup Stardust adalah putri Tuan dan Nyonya In. Member boygroup Happy Together dan pemeran tetap Charlotte dalam pementasan Werther".
Sang umma menghela nafas, ia sudah menduga lama kelamaan hal ini akan ditanyakan oleh putrinya. Komentar jahat orang-orang terlalu tajam untuk melukai Melody yang sangat lembut tingkah lakunya. 'Putrinya terlalu baik dan rapuh' ia bergumam dalam hati.
Sang appa berdiri lalu berlutut disamping kiri Melody, sang umma yang duduk didepan Melody ikut berdiri lalu duduk dikursi samping kanan sambil memeluk Melody. Air mata yang sudah ditahan lama satu persatu turun dari mata cantik Melody. Sang appa mengelus rambut Melody dan sang umma menaruh kepalanya di pundak Melody.
"Melody, putri appa yang sangat appa sayangi dan banggakan. Bukan keinginan appa untuk menyembunyikanmu, bukan keinginan umma untuk merahasiakan siapa kamu sebenarnya. Tapi keadaan nak, keadaan yang memaksa kami untuk melakukannya. Ummamu pasti sudah tahu bahwa cepat atau lambat kau akan menanyakan hal ini pada kami. Apa karena pemberitaan yang tersebar mengenai salah satu samchonmu itu sehingga kau akhirnya berpikiran seperti ini??" Melody terdiam. Pemberitaan itu berujung pada munculnya nama-nama samchon terdekatnya, samchon yang sudah menjadi rekan segrup dari sang appa. Ia semakin mengeratkan pelukan dari tangan ummanya, masih dengan isakan yang keluar dari mulutnya.
"Jadi berita itu mengarah ke samchon?? Samchon yang mana tapi??" Tanya Melody dengan suara serak.
Sang appa menarik nafas panjang "Samchon yang mendirect video klip terakhirmu".
Melody sangat terkejut mendengarnya. Ia sangat dekat dengan samchon itu. Samchon yang selalu mengajaknya makan sehabis ia dan grupnya tampil di acara musik ternyata akan menyusul sang appa. Samchon yang selalu mendukung dan membantu grupnya selama ini walaupun mereka berasal dari agensi kecil dan selalu dipandang sebelah mata oleh masyarakat apalagi oleh fandom-fandom grup dari agensi besar.
Pundak Melody bergetar hebat, takut menguasainya. Appa dan umma memeluknya erat, memberi kekuatan untuk menghadapinya. Terakhir ia dipeluk seerat ini adalah ketika ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari grupnya. Melepaskan status leader dan maknae yang sudah dipegangnya selama tiga tahun demi menyelamatkan grup setelah orangtuanya terungkap media, mengorbankan dirinya demi kakak-kakaknya dan agensi walaupun ia sempat kesal dengan peraturan-peraturan didalamnya. Awalnya seluruh member dan agensi menolak, namun dengan penjelasan yang logis dibantu oleh sang appa yang lebih berpengalaman ia akhirnya berhasil mengundurkan diri dengan baik-baik. Walaupun sudah bukan member girlgroup, Melody tetap berkecimpung dalam dunia tarik suara sebagai penyanyi solo.
"Appa...appa... Melody takut...hiks...samchon Dong orang baik...hiks...samchon..." kata-katanya hilang tertelan air mata. Sudah cukup appanya yang seperti ini, dibenci dan dihujat hanya karena menikah. Jangan sampai samchon kesayangannya ini merasakan apa yang appanya rasakan. Pelukannya pada sang appa makin erat.
"Melody, dengarkan appa. Seluruh manusia akhirnya akan melewati sebuah fase perubahan. Termasuk perubahan status agar kehidupannya ikut berubah menjadi lebih baik. Karena kehidupan akan selalu berjalan, tidak mungkin kau menghentikan waktu agar terus seperti ini. Kalau memang waktu bisa dihentikan, kenapa appa tidak menghentikan waktu ketika kau masih kecil saja?? Kau lebih menggemaskan saat itu" ucap sang appa mencoba menghibur putrinya. Melody merajuk dengan melesakkan wajahnya pada leher sang appa yang tengah tersenyum melihat manjanya putri mereka.
"Apa yang appamu katakan itu benar chagi, umma melihatmu sama seperti melihat penggemar bereaksi ketika kami ketahuan pacaran waktu itu. Rasa takut bahwa idola yang kau sayangin tidak lagi fokus dengan penggemar ketika menikah wajar muncul, itu tandanya kamu benar-benar menyayangi idolamu itu. Asal rasa sayang itu tidak berlebihan sampai kamu protektif dan malah ikut mengatur kehidupannya".
"Kamu dekat dengan samchon Dong dan takut ia seperti kami itu wajar, tapi umma rasa dia bisa menyikapi penggemarnya dengan baik dengan caranya. Ah, kau pasti belum mengetahui siapa calon imomu itu. Mereka bertemu disebuah acara dan ia kebetulan seorang penyanyi cover dan pernah satu drama dengan appa meskipun bukan peran utama atau tambahan. Ya walaupun mereka menjalaninya dengan LDR karena imomu orang Indonesia, mungkin itu juga alasan kenapa hubungan mereka baru tercium sekarang setelah sekian laman" jelas sang umma menenangkan putrinya. Melody mengelus tangan sang umma yang masih melingkar di perutnya. Masih dengan wajahnya yang berada di leher sang appa. Ia sudah mulai tenang.
"Tapi sampai kapan?? Sampai kapan semua orang harus ikut campur dengan masalah perasaan seseorang??".
"Sampai semua orang sadar bahwa jatuh cinta pada seseorang bukanlah sebuah kejahatan".
Melody menghela nafas lemah. Ia sudah lelah menangis sedari tadi. Sang appa menyandarkan tubuh Melody pada sandaran kursi. Sang umma mengambil air minum, dengan perlahan ia membantu Melody minum. Mereka terdiam sejenak lalu kemudian mulai membereskan meja makan karena sepertinya nafsu makan mereka mulai menghilang. Setelah itu, mereka bertiga menuju ruang keluarga untuk menonton tv atau sekedar mengobrol ringan, menghilangkan apa yang sudah terjadi hari ini.
Perasasaan tidak salah, karena itu muncul secara alamiah dan tidak bisa dicegah. Yang harus disalahkan adalah, ketika kita menyikapi perasaan seseorang dengan kebencian hanya karena tidak ingin mereka mencintai orang lain selain kita.
***
(Cerita ini murni fiktif belaka. Jika ada kemiripan tokoh atau latar itu kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar